Saudaraku, sering kita mengalami kejenuhan untuk pergi ke gereja
dan merasa tak ada gunanya ke gereja; semoga cerita di bawah ini bisa menjadi
renungan bagi kita dalam meneguhkan hati untuk pergi ke gereja. To know, to
love, & to serve YOU is the greatest thing in all my life.
Cerita 1
Seorang Katolik menulis surat kepada Editor sebuah surat kabar dan
mengeluhkan kepada para pembaca bahwa
dia merasa sia-sia pergi ke gereja setiap minggu. Tulisnya, "saya sudah pergi ke gereja selama 30 tahun dan
selama itu saya telah mendengar 3000 khotbah. Tapi selama hidup, saya tidak bisa mengingat satu khotbah pun. Jadi saya rasa saya telah memboroskan begitu banyak waktu-demikian pun para pastor itu telah memboroskan waktu mereka dengan khotbah-khotbah itu." Surat itu menimbulkan perdebatan yang hebat dalam kolom pembaca. Perdebatan itu berlangsung berminggu-minggu sampai akhirnya ada seseorang yang menulis demikian: "Saya sudah menikah selama 30 tahun. Selama ini istri saya telah memasak 32.000 jenis masakan. Selama hidup saya tidak bisa mengingat satu pun jenis masakan yang dibuatkan istri saya. Tapi saya tahu bahwa masakan-masakan itu telah memberi saya kekuatan yang saya perlukan untuk bekerja. Seandainya istri saya tidak membuatkan makanan itu untuk saya,maka saya sudah lama meninggal." Sejak itu tak ada lagi komentar tentang khotbah.
dia merasa sia-sia pergi ke gereja setiap minggu. Tulisnya, "saya sudah pergi ke gereja selama 30 tahun dan
selama itu saya telah mendengar 3000 khotbah. Tapi selama hidup, saya tidak bisa mengingat satu khotbah pun. Jadi saya rasa saya telah memboroskan begitu banyak waktu-demikian pun para pastor itu telah memboroskan waktu mereka dengan khotbah-khotbah itu." Surat itu menimbulkan perdebatan yang hebat dalam kolom pembaca. Perdebatan itu berlangsung berminggu-minggu sampai akhirnya ada seseorang yang menulis demikian: "Saya sudah menikah selama 30 tahun. Selama ini istri saya telah memasak 32.000 jenis masakan. Selama hidup saya tidak bisa mengingat satu pun jenis masakan yang dibuatkan istri saya. Tapi saya tahu bahwa masakan-masakan itu telah memberi saya kekuatan yang saya perlukan untuk bekerja. Seandainya istri saya tidak membuatkan makanan itu untuk saya,maka saya sudah lama meninggal." Sejak itu tak ada lagi komentar tentang khotbah.
Cerita ke 2
Nenek Abby sedang menyambut cucu-cucunya pulang dari sekolah.
Mereka adalah anak-anak muda - anak muda yang sangat cerdas dan sering menggoda
nenek mereka. Kali ini, Tom mulai menggoda dia dengan berkata, "Nek,
apakah nenek masih pergi ke gereja pada hari minggu?" "Tentu!"
"Apa yang nenek peroleh dari gereja? Apakah nenek bisa memberitahu kami
tentang Injil minggu lalu..?" "Tidak, nenek sudah lupa. Nenek hanya
ingat bahwa nenek menyukainya." "Lalu apa khotbah dari pastor ?"
"Nenek tidak ingat. Nenek sudah semakin tua dan ingatan nenek melemah.
Nenek hanya ingat bahwa ia telah memberikan khotbah yang memberi kekuatan.
Nenek menyukai khotbah itu." Tom menggoda, "Apa untungnya pergi ke
gereja jika nenek tidak mendapatkan sesuatu dariNya?" Nenek itu terdiam
oleh kata-kata itu dan ia duduk di sana termenung. Dan anak-anak lain tampak
menjadi malu. Kemudian nenek itu berdiri dan keluar dari ruangan tempat mereka
semua duduk, dan berkata, "Anak-anak, ayo ikut nenek ke dapur."
Ketika mereka tiba di dapur, dia mengambil tas rajutan dan memberikannya kepada
Tom sambil berkata, "Bawalah ini ke mata air, dan isilah dengan air, lalu
bawa kemari!" "Nenek, apa nenek tidak sedang melucu? Air didalam tas
rajutan....! "Nek, apa ini bukan lelucon?" tanya Tom. "Tidak..,
lakukanlah seperti yang kuperintahkan. Saya ingin memperlihatkan kepadamu
sesuatu." Maka Tom berlari keluar dan dalam beberapa menit ia kembali
dengan tas yang bertetes-tetes. "Lihat,nek," katanya. "Tidak ada
air di dalamnya." "Benar," katanya. "Tapi lihatlah betapa
bersihnya tas itu sekarang". "Anak-anak, tidak pernah kamu ke gereja
tanpa mendapatkan sesuatu yang baik, meskipun kamu tidak mengetahuinya."
God Bless u all...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar