Di Perancis, selain Fête St. Valentin atau yang di Indonesia di
kenal dengan Hari Kasih Sayang / Valentine's Day, ada hari hari lain yang
dirayakan untuk menunjukkan kasih sayang dan perhatian kepada orang orang yang
kita kasihi. Ada Fête des Mères (Hari Ibu), Fête des Pères (Hari Ayah), Fête
des Grand-Mères (Hari Nenek). Lucunya hanya ada Fête des Grand-Mères (Hari
Nenek) tapi tidak ada Fête des Grand-Pères (Hari Kakek). Hari ibu, hari ayah
maupun hari nenek ini selalu jatuh pada hari minggu, jadi setiap tahun
tanggalnya selalu berbeda.
Urutannya di mulai dari Fête St. Valentin tanggal 14 Februari, kemudian di susul Fête des Grand-Mères pada awal bulan Maret, kemudian Fête des Mères pada bulan Mei dan terakhir Fête des Pères pada bulan Juni. Fête des Grand-Mères tahun ini jatuh pada tanggal 2 Maret. Dua minggu sebelum hari H, setiap hari di TV terlihat iklan yang tujuannya mengingatkan orang terhadap perayaan ini, agar orang menyiapkan kado atau menyiapkan acara khusus untuk nenek mereka. Memang Fête-fête atau perayaan-perayaan hari ibu / hari ayah maupun hari nenek ini lebih bersifat komersial. Kedua anakku Richard dan Aimeric sebenarnya tidak bisa merayakan Fête des Grand-Mères. Mamie (sebutan / panggilan utk nenek di Perancis) sudah meninggal 8 tahun yang lalu, jauh sebelum mereka lahir. Oma yang satu lagi (mamaku, red) nun jauh di Indonesia. Mamie2 lain yang masih ada hubungan keluarga, rumahnya jauh dari kami, paling tidak harus menempuh 6 atau 7 jam perjalanan dengan mobil. Walaupun Mamie dan Oma kandung tidak ada, kerabatpun jauh, namun Richard dan Aimeric bisa juga merayakan Fête des Grand-Mères karena mereka punya Mamie -Mamie yang lain. Mamie-mamie yg lain ini nggak ada hubungan darah sama sekali dengan mereka. Awal mereka punya banyak Mamie bermula dari ketidak-enakan aku sebagai orang Indonesia untuk memanggil orang yang lebih tua dengan nama saja. Jadi aku selalu ajarkan Richard dan Aimeric untuk menyapa orang yang lebih tua dengan Tonton (=paman), Tatie (=tante), Mamie (=nenek) dan Papi (=kakek). Ada orang yang tidak ingin disapa begitu, namun ada juga yang sangat bahagia dipanggil Mamie dan Papi, walaupun antara kami tidak ada hubungan keluarga dan mereka sendiri punya cucu. Mamie dan Papi ini jadinya memanjakan Richard dan Aimeric layaknya cucu mereka juga. Ulang tahun & Natal, pasti Richard dan Aimeric kebagian kado juga. Tahun ini karena Fête des Grand-Mères jatuhnya pas saat Richard liburan sekolah, maka kami rayakan di Guiche, Pays Basque (=Basque Country) di rumah liburan kami. Di sini Richard dan Aimeric punya 4 Mamie. Ada Mamie Lucie, yang tetangga sebelah rumah, sedangkan 3 Mamie lain (Mamie Madeleine, Mamie Simone dan Mamie Paule) adalah 3 bersaudara kakak beradik & ipar pemilik lama rumah liburan kami. Mamie Madeleine dan Mamie Simone sudah janda, suami Mamie Paule masih ada, yaitu Papi Jean, adik dari Mamie Simone dan Mamie Madeleine. Fête des Grand-Mères biasanya dirayakan dengan kumpul-kumpul keluarga dan makan bersama. Cucu cucu kunjungi neneknya dengan membawa kado berupa bunga, kartu ataupun kado lainnya. Sebenarnya kami sudah mengundang Mamie2 ini utk lunch bersama kami merayakan Fête des Grand-Mères . Namun mereka menolak karena mereka sedang ditimpa musibah yg saling susul menyusul sejak bulan januari yang lalu. Mulai dari anak mamie Madeleine yg meninggal, seminggu kemudian anak yang lain ketahuan mengidap kanker paru2 dan harus dioperasi dan kemudian suami Mamie Paule - Papi Jean - yang harus di operasi karena kanker prostat. Musibah2 ini membuat Mamie2 ini jadi mengurung diri di rumah, tidak mau keluar rumah karena ingin menghindari pertanyaan ataupun ucapan sympati orang-orang yang kadang membuat mereka sedih. Jadinya setelah makan siang, kamilah yang datang mengunjungi mereka membawa kado. Kadonya sederhana, tidak perlu uang banyak : kue coklat & kartu buatan sendiri ! Kartunya saya buat dari kertas khusus utk kartu ukuran A4 yang saya lipat jadi dua, kemudian digunting pinggirnya dengan gunting gerigi. Di bagian dalamnya saya kaligrafi kata2 : "Nous t'aimons bien" (artinya kami sangat mencintai / menyayangimu) plus saya beri hiasan potongan karton merah berbentuk hati dan di bawahnya diberi "tanda tangan" Richard dan Aimeric di masing2 belahan kartu. "Tanda tangan" mereka adalah cap telapak tangan mereka yg saya dapatkan dengan memberi olesan lipstick di telapak tangan. Lispticknya saya ambil dari lisptick saya yang sudah nyaris habis dengan dua warna berbeda sehingga lebih meriah. Bagian depan kartu adalah kaligrafi nama masing-masing Mamie yang bawahnya saya beri tempelan hiasan bunga kering dan guntingan kulit jagung ! Sore hari kami juga mengantar Mamie Simone & Mamie Madeleine (yang sudah tidak bisa nyetir karena sudah tua) mengunjungi keluarga Mamie Paule, menengok Papi Jean yang baru keluar dari Rumah Sakit sehabis operasi prostat. Adalah Richard yang selalu menjadi petugas penyerahan "kado", sekaligus memberikan ciuman kepada para Mamie. Di rumah mamie Paule kami minum teh bersama, menikmati kue coklat & juga kue yg dibuat Mamie Paule. Saat kami pamitan, kami melihat mata para mamie berkaca kaca, campuran bahagia & haru. Kamipun bahagia, karena bisa mengajarkan Richard dan Aimeric untuk mengasihi semua orang, saudara maupun bukan. Kamipun bahagia, karena bisa memberikan setitik kebahagian kepada orang lain yang sedang berduka dan perlu perhatian, Kamipun bahagia melihat senyum & tangis haru orang yang bahagia menerima kado sederhana kami : Kado Kulit Jagung !
Urutannya di mulai dari Fête St. Valentin tanggal 14 Februari, kemudian di susul Fête des Grand-Mères pada awal bulan Maret, kemudian Fête des Mères pada bulan Mei dan terakhir Fête des Pères pada bulan Juni. Fête des Grand-Mères tahun ini jatuh pada tanggal 2 Maret. Dua minggu sebelum hari H, setiap hari di TV terlihat iklan yang tujuannya mengingatkan orang terhadap perayaan ini, agar orang menyiapkan kado atau menyiapkan acara khusus untuk nenek mereka. Memang Fête-fête atau perayaan-perayaan hari ibu / hari ayah maupun hari nenek ini lebih bersifat komersial. Kedua anakku Richard dan Aimeric sebenarnya tidak bisa merayakan Fête des Grand-Mères. Mamie (sebutan / panggilan utk nenek di Perancis) sudah meninggal 8 tahun yang lalu, jauh sebelum mereka lahir. Oma yang satu lagi (mamaku, red) nun jauh di Indonesia. Mamie2 lain yang masih ada hubungan keluarga, rumahnya jauh dari kami, paling tidak harus menempuh 6 atau 7 jam perjalanan dengan mobil. Walaupun Mamie dan Oma kandung tidak ada, kerabatpun jauh, namun Richard dan Aimeric bisa juga merayakan Fête des Grand-Mères karena mereka punya Mamie -Mamie yang lain. Mamie-mamie yg lain ini nggak ada hubungan darah sama sekali dengan mereka. Awal mereka punya banyak Mamie bermula dari ketidak-enakan aku sebagai orang Indonesia untuk memanggil orang yang lebih tua dengan nama saja. Jadi aku selalu ajarkan Richard dan Aimeric untuk menyapa orang yang lebih tua dengan Tonton (=paman), Tatie (=tante), Mamie (=nenek) dan Papi (=kakek). Ada orang yang tidak ingin disapa begitu, namun ada juga yang sangat bahagia dipanggil Mamie dan Papi, walaupun antara kami tidak ada hubungan keluarga dan mereka sendiri punya cucu. Mamie dan Papi ini jadinya memanjakan Richard dan Aimeric layaknya cucu mereka juga. Ulang tahun & Natal, pasti Richard dan Aimeric kebagian kado juga. Tahun ini karena Fête des Grand-Mères jatuhnya pas saat Richard liburan sekolah, maka kami rayakan di Guiche, Pays Basque (=Basque Country) di rumah liburan kami. Di sini Richard dan Aimeric punya 4 Mamie. Ada Mamie Lucie, yang tetangga sebelah rumah, sedangkan 3 Mamie lain (Mamie Madeleine, Mamie Simone dan Mamie Paule) adalah 3 bersaudara kakak beradik & ipar pemilik lama rumah liburan kami. Mamie Madeleine dan Mamie Simone sudah janda, suami Mamie Paule masih ada, yaitu Papi Jean, adik dari Mamie Simone dan Mamie Madeleine. Fête des Grand-Mères biasanya dirayakan dengan kumpul-kumpul keluarga dan makan bersama. Cucu cucu kunjungi neneknya dengan membawa kado berupa bunga, kartu ataupun kado lainnya. Sebenarnya kami sudah mengundang Mamie2 ini utk lunch bersama kami merayakan Fête des Grand-Mères . Namun mereka menolak karena mereka sedang ditimpa musibah yg saling susul menyusul sejak bulan januari yang lalu. Mulai dari anak mamie Madeleine yg meninggal, seminggu kemudian anak yang lain ketahuan mengidap kanker paru2 dan harus dioperasi dan kemudian suami Mamie Paule - Papi Jean - yang harus di operasi karena kanker prostat. Musibah2 ini membuat Mamie2 ini jadi mengurung diri di rumah, tidak mau keluar rumah karena ingin menghindari pertanyaan ataupun ucapan sympati orang-orang yang kadang membuat mereka sedih. Jadinya setelah makan siang, kamilah yang datang mengunjungi mereka membawa kado. Kadonya sederhana, tidak perlu uang banyak : kue coklat & kartu buatan sendiri ! Kartunya saya buat dari kertas khusus utk kartu ukuran A4 yang saya lipat jadi dua, kemudian digunting pinggirnya dengan gunting gerigi. Di bagian dalamnya saya kaligrafi kata2 : "Nous t'aimons bien" (artinya kami sangat mencintai / menyayangimu) plus saya beri hiasan potongan karton merah berbentuk hati dan di bawahnya diberi "tanda tangan" Richard dan Aimeric di masing2 belahan kartu. "Tanda tangan" mereka adalah cap telapak tangan mereka yg saya dapatkan dengan memberi olesan lipstick di telapak tangan. Lispticknya saya ambil dari lisptick saya yang sudah nyaris habis dengan dua warna berbeda sehingga lebih meriah. Bagian depan kartu adalah kaligrafi nama masing-masing Mamie yang bawahnya saya beri tempelan hiasan bunga kering dan guntingan kulit jagung ! Sore hari kami juga mengantar Mamie Simone & Mamie Madeleine (yang sudah tidak bisa nyetir karena sudah tua) mengunjungi keluarga Mamie Paule, menengok Papi Jean yang baru keluar dari Rumah Sakit sehabis operasi prostat. Adalah Richard yang selalu menjadi petugas penyerahan "kado", sekaligus memberikan ciuman kepada para Mamie. Di rumah mamie Paule kami minum teh bersama, menikmati kue coklat & juga kue yg dibuat Mamie Paule. Saat kami pamitan, kami melihat mata para mamie berkaca kaca, campuran bahagia & haru. Kamipun bahagia, karena bisa mengajarkan Richard dan Aimeric untuk mengasihi semua orang, saudara maupun bukan. Kamipun bahagia, karena bisa memberikan setitik kebahagian kepada orang lain yang sedang berduka dan perlu perhatian, Kamipun bahagia melihat senyum & tangis haru orang yang bahagia menerima kado sederhana kami : Kado Kulit Jagung !
Tidak ada komentar:
Posting Komentar