Aku
memandang ke gunung, "terlalu sulit, Tuhan," kataku: "Aku tak
dapat memanjat." "Pegang tangan-Ku," bisik-Nya, "Aku
menjadi kekuatanmu," Aku melihat jalan, "Terlalu jauh,
Tuhan,"kataku,"berbatu-batu dan jauh." "Ambil
kasih-Ku,"jawab-Nya,"Aku akan menjaga langkahmu." Aku melihat ke
langit. "Matahari telah pergi,"
kataku, "hari telah gelap." "Pegang pelita Firman-Ku," bisik-Nya, "cukup terang bagimu." Kami mendaki, Jalan sangat sempit dan terjal, tetapi ada cahaya terang. Dan ketika duri-duri menghalangi, tangan-Nya melindungi, sebelum duri-duri itu menyentuh kakiku. Dan ketika perjalanan menjadi sangat sulit, Aku tahu bahwa kasih-Nya telah menjagaku agar tidak tersandung. Kemudian aku menjadi sangat lelah, "Aku tak dapat lagi melanjutkan perjalanan ini, Tuhan, "kataku. "Malam telah berlalu. Lihatlah, anak-Ku." Aku melayangkan pandangan, dini hari menjelang. Lembah yang hijau terhampar di hadapan. "Aku dapat berjalan sendiri sekarang," kataku. Kemudian aku melihat goresan di tubuh-Nya, "Tuhan, Engkau terluka, tangan-Mu berdarah, kaki-Mu biru lebam. Apakah itu bagiku?" Ia berbisik, "Aku lakukan semuanya dengan senang hati." Kemudian aku tertunduk di kaki-Nya, "Tuhan, pimpinlah aku," tangisku. "Tak ada jalan terlalu jauh, tak ada lembah terlalu dalam, jika Engkau bersamaku." Kemudian kami berjalan bersama, sekarang dan selamanya!
kataku, "hari telah gelap." "Pegang pelita Firman-Ku," bisik-Nya, "cukup terang bagimu." Kami mendaki, Jalan sangat sempit dan terjal, tetapi ada cahaya terang. Dan ketika duri-duri menghalangi, tangan-Nya melindungi, sebelum duri-duri itu menyentuh kakiku. Dan ketika perjalanan menjadi sangat sulit, Aku tahu bahwa kasih-Nya telah menjagaku agar tidak tersandung. Kemudian aku menjadi sangat lelah, "Aku tak dapat lagi melanjutkan perjalanan ini, Tuhan, "kataku. "Malam telah berlalu. Lihatlah, anak-Ku." Aku melayangkan pandangan, dini hari menjelang. Lembah yang hijau terhampar di hadapan. "Aku dapat berjalan sendiri sekarang," kataku. Kemudian aku melihat goresan di tubuh-Nya, "Tuhan, Engkau terluka, tangan-Mu berdarah, kaki-Mu biru lebam. Apakah itu bagiku?" Ia berbisik, "Aku lakukan semuanya dengan senang hati." Kemudian aku tertunduk di kaki-Nya, "Tuhan, pimpinlah aku," tangisku. "Tak ada jalan terlalu jauh, tak ada lembah terlalu dalam, jika Engkau bersamaku." Kemudian kami berjalan bersama, sekarang dan selamanya!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar