Sebenarnya kata konsultan sudah sering dan tidak asing di
telinga, Beberapa orang mengatakan bahwa konsultan itu adalah orang yang
menberi saran kepada klien yang menyewa jasanya atas nasehat-nasehat yang
diberikannya. Tapi apakah hanya sekedar menberikan saran dan nasehat saja dan
si konsultan itu akan dibayar mahal oleh si klien?
Banyak pertanyaan pun melayang bebas di benak dan mencoba cari
tau apa tugas dan fungsi dari si konsultan tersebut. Kepandaian atau ketrampilan
apa saja yang di butuhkan jika kita ingin menjadi seorang konsultan. Berikut
bahasan yang di peroleh dari wikipedia.
Konsultan adalah seorang tenaga profesional yang
menyediakan jasa nasihat ahli dalam bidang keahliannya, misalnya akuntansi,
lingkungan, biologi, hukum, dan lain-lain. Perbedaan antara seorang konsultan
dengan ahli ‘biasa’ adalah sang konsultan bukan merupakan karyawan di
perusahaan sang klien, melainkan seseorang yang menjalankan usahanya sendiri
atau bekerja di sebuah firma konsultasi, serta berurusan dengan berbagai klien
dalam satu waktu.
menurut kamus besar bahasa Indonesia, konsultan [n] ahli yg
tugasnya memberi petunjuk, pertimbangan, atau nasihat dl suatu kegiatan
(penelitian, dagang, dsb); penasihat
Jadi konsultan merupakan orang bukan perusahaan.
Konsultan, dalam hal ini konsultan keuangan (financial
consultant), adalah salah satu profesi yang sedang booming di era perekonomian
yang sedang bertumbuh seperti saat ini. Profesi konsultan cukup populer di
kalangan MBA( Magister Bisnis Administrasi) dan lulusan terbaru (fresh graduated) karena satu atau beberapa hal. Misalnya: gaji
dan paket remunerasi yang baik, kesempatan untuk travelling( Bepergian) ke seluruh penjuru dunia, dan gengsi(prestis) atas profesi itu sendiri.
Makanya tak perlu heran jika label tersebut juga sering disalahgunakan atau
digunakan untuk menjebak lulusan/MBA yang mencari pekerjaan.
Salah satu karakter khas dari profesi ini adalah competitiveness(daya saing) yang begitu rapat dan intens(Luar biasa). Andaikata Anda mendapatkan MBA dari Stanford atau Harvard,
memiliki pengalaman kerja puluhan tahun, dengan jaringan dan relasi(hubungan) yang begitu luas, belum tentu Anda bisa “kepake” jadi
konsultan. Posisi untuk jabatan ini juga jumlahnya sangat terbatas.
Akan tetapi, ketika Anda sudah mendapatkan jabatan tersebut,
Anda akan memiliki kesempatan yang sangat luas untuk bergaul dengan manajer
puncak perusahaan-perusahaan mulitnasional. Anda akan berkesempatan melakukan
perjalanan dari ujung dunia yang satu ke ujung dunia yang lain. Yang lebih
menyenangkan lagi, Anda akan “bekerja” dengan isu-isu bisnis terkini seperti
high-level strategy, integration(Penyatuan), alliances(perserikatan), dan seterusnya.
Arti Konsultan Jasa konsultasi, dalam terminologi( Istilah) bisnis, adalah memberikan advice(Nasehat) kepada klien dengan imbalan sejumlah fee(ongkos/biaya) tertentu. Klien mereka adalah perusahaan yang membutuhkan
advice(nasehat) dan skill yang dimiliki oleh
konsultan atas permasalahan yang sedang mereka hadapi. Perusahaan klien
biasanya membutuhkan expertise(Keahlian)dan perspektif(sudut pandang/pandangan) outsider(oang luar) yang dimiliki
oleh konsultan.
Beberapa perusahaan konsultan memiliki spesialisasi(khusus)tertentu. Ada yang berkonsentrasi(fokus) pada bidang pemasaran atau teknologi informasi. Ada pula yang
memfokuskan diri hanya pada industri perbankan dan jasa keuangan. Sebagian
konsultan menyasar pada pucuk pimpinan pemerintahan saja. Beberapa konsultan
hanya memiliki dua orang staff saja. Tetapi beberapa yang lain bisa memiliki
ratusan karyawan yang tersebar di berbagai penjuru dunia.
Namun, satu hal yang pasti, konsultan adalah problem-solver(Membebaskan masalah). The only product to offer is the ability to make problems go
away.(kemapuan untuk menjauhkan masalah)
Sejarah dan Perkembangan Jasa Konsultan Menurut literatur,
konsultan pertama adalah Arthur D. Little yang mendirikan usahanya pada tahun
1886 di Cambridge, Massachusets. Beliau memberikan bantuan teknis (engineering)
kepada kliennya. Perusahaan tersebut kini telah mengalami kebangkrutan. Booz
Allen Hamilton kemudian mendirikan perusahaan dengan struktur serupa di awal
abad 20.
Kemudian pada tahun 1926, seorang professor dari Universitas
Chicago, James McKinsey, mendirikan perusahaan “accounting and engineering
advisors” yang memperkenalkan pendekatan dan framework(kerangka) yang berbeda. Ia tidak merekrut insinyur tradisional, melainkan
eksekutif (Pelaksana) berpengalaman yang di-training
dengan seperangkat analisis dan pengetahuan yang kontemporer di masa itu,
meliputi strategi, kebijakan, goal, organisasi, prosedur, facilities, dan
personnel.
Sejarah mencatat inovasi(penemuan
baru) yang cukup spektakuler(mengagumkan) dilakukan oleh
Boston Consulting Group (BCG). Dengan menggunakan pendekatan yang berbeda, BCG
mengembangkan konsep tentang growth(pertumbuhan) share(saham) matrix(acuan) yang menjadi
alat untuk menilai attractiveness(daya tarik) suatu
perusahaan dalam sebuah industri. Framework ini kemudian banyak diadopsi oleh
konsultan lain dalam memahami persoalan bisnis dan peluang yang dapat
dimanfaatkan.
Sejak itu, consulting firm mengalami kemajuan dan bertumbuh
dengan pesat. Beberapa melakukan merger dan konsolidasi. Beberapa yang lain
melakukan rebranding dan merubah struktur organisasinya. Begitu pula dengan
pendekatan, metodologi, maupun framework yang digunakan dan dikembangkan juga
kian kompleks dan komprehensif.
Miskonsepsi(kesalahpahaman) Soal Konsultan
Pendapatan. Boleh dikata, gaji seorang konsultan sangat besar, terutama di
negara-negara maju dengan membawa bendera consulting firm ternama. Akan tetapi,
gaji sebesar itu bukanlah easy money. Kita dituntut untuk workaholic. Dalam
beberapa kasus, kita harus bekerja sampai 20 jam per hari dan dipaksa melakukan
perjalanan serta berpisah dari anak istri.
GlamorDaya tarik). Walaupun
memiliki prestis(wibaya) dan gengsi yang cukup tinggi,
konsultan tidak selalu exciting(
menggairahkan) dan high profile. Kita tidak selalu akan bertemu dan berdiskusi
dengan CEO sebuah perusahaan. Kita juga nggak selalu tinggal di kota-kota besar
dunia dan menginap di hotel berbintang empat. Ada kalanya kita harus terjun di
pedalaman Kalimantan karena perusahaan memiliki instalasi pengolahan kelapa
sawit di sana. Ada kalanya kita harus nongkrong berjam-jam di pabrik yang penuh
dengan asap dan kotor. Ada kalanya kita bahkan hanya berinteraksi dengan
karyawan tingkat bawah, bukan dengan direktur/manajer puncak.
Implementasi. Konsultan mungkin digambarkan sebagai seorang
analis yang memberi nasihat lalu dibayar. Selesai. Sayangnya, dalam banyak
kasus, menembak masalah klien adalah sebagian kecil dari pekerjaan yang harus
dituntaskan. It isn’t just about knowing what’s wrong.
It’s about figuring out how to make it right. Konsultan
harus memastikan bahwa solusi yang diberikan layak untuk diimplementasikan. Dan
sungguh, ini bukan merupakan pekerjaan yang remeh.
Prestis. Tak bisa dipungkiri bahwa profesi konsultan adalah
dambaan, terutama diantara para MBA. Sayangnya, konsultan lebih banyak bekerja
di belakang layar. Nama seorang konsultan sangat jarang dipublikasikan di surat
kabar atau majalah bisnis terkemuka. Ketika perusahaan sukses melakukan
implementasi, nama konsultan juga tidak akan disebutkan. Orang-orang kebanyakan
pada umumnya juga tidak akan pernah “mendengar” nama perusahaan Anda.
A: Kamu kerja dimana? B: McKinsey. A: Semacam restoran fast-food
kah? B: Bukan, itu McDonald’s. Ini McKinsey. A: Perusahaan apa tuh?
Apa yang Dikerjakan Konsultan? Tiap konsultan memiliki filosofi
dan framework yang berbeda satu sama lain. Baik itu konsultan individu maupun
konsultan yang tergabung dalam perusahaan jasa konsultan. Namun, secara umum,
konsultan melakukan pekerjaan seperti pitching, riset, analisis, dan report
writing. Siklus tersebut berjalan terus menerus dan berulang.
Pitching
Intinya adalah menjual dan menawarkan jasa. Kegiatan ini bisa
berupa menyiapkan dokumen dan meriset klien yang prospektif, menulis proposal,
atau melakukan presentasi (sales pitch) kepada calon klien. Lebih lengkap
tentang pitching.
Research
Menjalankan riset sekunder terhadap klien dan industri terkait
dengan menggunakan sumberdaya internal maupun sumber-sumber luar. Melakukan
interview mengenai kebutuhan klien dan mendapatkan pemahaman mengenai proses
bisnis perusahaan. Memfasilitasi group discussion tentang isu bisnis yang
dihadapi perusahaan klien.
Analisis
Membuat permodelan dalam Excel atau menggunakan permodelan
keuangan lainnya. Melakukan analisis dari data yang telah diperoleh dan model
yang telah disusun. Membantu menyusun rekomendasi yang diperlukan.
Reporting
Menyiapkan final (biasa disebut “deck“) dalam slide PowerPoint.
Membantu klien dan menunjukkan temuan serta rekomendasi yang telah dibuat.
Implementasi
Berperan sebagai project manager yang memastikan jalannya
implementasi secara benar dalam setiap fase. Melakukan eksekusi dalam integrasi
sistem dan menguji sistem yang direkomendasikan (untuk IT consulting firm).
Melakukan dokumentasi dan finalisasi setelah project terselesaikan.
Administrasi
Bekerja dalam tim riset internal perusahaan ketika tidak sedang
terlibat dalam project. Mengisi form untuk time tracking dan expense reports.
Menulis publikasi atau hasil temuan dalam buku/jurnal.
Di antara tahapan-tahapan tersebut, fase analisis adalah bagian
yang paling menarik sekaligus paling sedikit memakan waktu. Tahap-tahap awal
biasanya menuntut konsultan untuk bertemu klien atau menghadiri meeting secara
intensif. Seiring dengan persaingan yang kian ketat, konsultan juga semakin
banyak menghabiskan waktu dan sumberdaya mereka untuk melakukan kegiatan
marketing.
It’s not easy to sell your expensive services to companies who
don’t think they need your help. To make matter worse, your pay and job
security will depend on your ability to make those sales.
Karakter Inti Konsultan Bekerja bagus dalam tim. Sudah menjadi
rahasia umum bahwa konsultan bekerja tidak sendirian. Proses brainstorming juga
jelas melibatkan peer kita. Kita bahkan harus bekerja bersama dengan staf
internal dari perusahaan klien. Jelas, profesi ini bukan ditujukan bagi mereka
yang senang bekerja sendirian dalam lingkungan yang tertutup.
Multi tasking. Ibaratnya sistem operasi (Windows, Mac, Linux,
UNIX, BSD), konsultan dituntut untuk menyelesaikan berbagai assignment secara
simultan(serentak). Karenanya diperlukan
organizational skills dan good sense dalam menyusun prioritas. Di satu sisi
kita disibukkan dengan aktivitas yang padat, tetapi di sisi lain kita juga
dituntut untuk bisa menjaga keseimbangan dengan kehidupan pribadi kita.
Comfortable with quant/math. Konsultan selayaknya bisa berpikir
kreatif “outside the box” di satu sisi, tetapi juga harus speak by data pada
sisi yang lain. Karenanya, pengetahuan akan matematika dan perhitungan
kuantitatif mutlak diperlukan. Konsultan juga harus familiar dengan software
aplikasi seperti spreadsheet atau statistik.
Love school. Konsultan, umumnya, memiliki nilai bagus dalam
sekolahnya. Konsultan juga harus memiliki kecintaan pada pengetahuan dan riset
terkini. Seorang konsultan harus mau rajin membaca buku, jurnal, menghadiri
seminar/workshop, dan mengikuti perkembangan terbaru. Hal ini akan melengkapi
amunisi konsultan tersebut dalam menangani masalah klien yang kian rumit dan
berkembang.
Friendship. Anda tidak harus 100% extrovert. Akan tetapi,
kemampuan bergaul, baik dengan sesama peer maupun dengan klien, adalah wajib.
Komunikasi, kemampuan presentasi, kemampuan menyampaikan pendapat, dan
mempengaruhi orang lain adalah skill set yang mutlak diperlukan.
Workaholic. Umumnya konsultan bekerja sampai 80 jam per minggu
ketika dihadapkan pada suatu project. Jasa konsultasi memang pekerjaan berat
yang membutuhkan otak dan stamina. Jelas diperlukan komitmen, kesungguhan, dan
berani berkata tidak bagi kemalasan.
Willing to travel. Konsultan biasanya sering melakukan
perjalanan luar kota atau luar negeri. Karenanya, kemampuan dan pengetahuan
akan bahasa/budaya/geografi daerah setempat multak diperlukan. Konsultan jelas
dituntut untuk piawai dalam urusan packing, tidak phobia pada
penerbangan/perjalanan jauh, dan “keberanian” untuk jauh dari
anak/istri/keluarga.
Siapa Pengguna Jasa Konsultan? Di era persaingan bisnis yang
sangat ketat, perusahaan dituntut untuk tetap kompetitif. Oleh karenanya, konsultan
biasa di-hire untuk memberikan second opinion dan outsider perspective.
Perusahaan juga sadar bahwa mereka tidaklah sempurna dalam segalanya. Ketika
mereka menyadari bahwa mereka lemah dalam penjualan, saat itu juga mereka
memutuskan untuk menggunakan jasa konsultan pemasaran.
Dalam beberapa kasus, konsultan bisa di-hire untuk (maaf) alasan
politis. Misalnya pemerintah ingin membangun instalasi nuklir di suatu daerah.
Untuk mendapatkan dukungan, persetujuan pencairan dana, dan meredam teriakan
LSM, konsultan bisa direkrut dan dimanfaatkan jasanya. Tak jarang, tanpa adanya
keterlibatan konsultan, surat tidak akan ditandatangani dan dana tidak bisa
dicairkan. Saking kentalnya urusan politis ini, di Amerika ada pemeo yang
sangat terkenal, “no one ever got fired for hiring McKinsey“.
Tak hanya pemerintah, perusahaan juga biasa memanfaatkan
kepentingan politis ini. Misalnya perusahaan ingin melakukan pengurangan tenaga
kerja, mereka kemudian meminta rekomendasi konsultan. Ketika dilakukan
pemutusan hubungan kerja, mereka “mengatasnamakan” rekomendasi dari konsultan
tersebut sebagai kambing hitam.
Walau demikian, perlu dicatat pula bahwa tidak selalu
rekomendasi yang diberikan akan benar-benar sepenuhnya diimplementasikan.
Selain unsur politis, bureaucratic inertia juga berperan besar dalam hal ini.
Jenis-jenis Konsultan Ketika Anda ingin bergabung dengan sebuah
perusahan konsultan atau bermaksud menggunakan jasa konsultan, sedikit
pengetahuan tentang konsultan yang bersangkutan adalah perlu. Konsultan kini
semakin specialized pada bidang/isu tertentu.
Terkait dengan metodologi dalam menyelesaikan project, tiap
konsultan juga memiliki pendekatan yang berbeda. McKinsey dan Booz Allen
Hamilton, misalnya, mengumpulkan associate dan analis mereka secara keroyokan. Sebaliknya,
BCG cenderung memberikan hingga 5 assignment untuk tiap staffnya. Hal ini
nantinya akan berpengaruh pada proses kerja dan penggajian/billing mereka.
Perusahaan jasa konsultan bisa dibedakan dalam beberapa kategori
berikut ini. Sebuah perusahaan/konsultan bisa saja blend antara satu kategori
dengan kategori yang lain. Dalam beberapa kasus, perusahaan klien bisa saja
meng-hire satu konsultan untuk formulasi strategi, dan meng-hire konsultan lain
untuk tahap implementasi.
Strategy Consulting
Kata kuncinya adalah membantu eksekutif senior untuk memahami
dan menghadapi tantangan strategis perusahaan mereka. Biasanya, konsultan ini
bekerja bersama manajemen senior dalam merumuskan strategi dan rencana jangka
panjang. Beberapa hanya memberikan rekomendasi dan melakukan presentasi, akan
tetapi, sebagian yang lain juga dituntut untuk stick around selama proses
implementasi.
Beberapa konsultan besar yang fokus di bidang ini antara lain:
Bain & Company, Boston Consulting Group (BCG), dan McKinsey & Company.
Operations Consulting
Kalau perusahaan Anda ingin menentukan bagaimana restoran Anda
melakukan penghematan bumbu dan bahan baku tanpa merubah menu, atau perusahaan
Anda ingin memperbarui proses pembelian dan rantai pasokan dari pabrikan, maka
Anda membutuhkan konsultan operasi. Konsultan ini memiliki ciri khas generally
assist in assuring implementation of their suggestions. Konsultan ini berfokus
pada proses internal klien seperti distribusi, produksi, order fulfillment,
atau customer service.
Contoh konsultan jenis ini antara lain: Accenture, Cap Gemini
Ernst & Young, dan Deloitte consulting.
Human Resources (HR) Consulting
Adalah konsultan yang memfokuskan diri pada upaya-upaya untuk
memaksimumkan value SDM perusahaan dengan menempatkan the right people with the
right skills in the right roles. Hal ini disadari mengingat kini perusahaan
banyak berinvestasi pada human capital dan berharap banyak dari investasi
tersebut.
Keterlibatan konsultan ini bisa dimulai sejak proses rekrutmen,
melakukan training dan development, memberkan jasa konseling, menyusun
benefit’s package dan compensation sttructure, membangun kultur dan komunikasi
dalam perusahaan, dan sebagainya. Beberapa contoh konsultan bidang ini seperti
Hewitt Associates, Towers Perrin, Watson Wyatt Worldwide, dan Mercer HR
Consulting.
Information Technology (IT) Consulting
American Management Systems, Accenture, Cambridge Technology
Partners, Computer Sciences Corporation, dan Electronic Data Systems (EDS)
adalah contoh leading IT consulting firms. Mereka menangani permasalahan bisnis
yang kental dengan isu-isu teknis dari sistem/teknologi informasi. Mereka
bertanggung jawab mulai dari proses analisis, desain, hingga impelementasi
sistem, untuk memastikan solusi tersebut align dengan proses bisnis mereka.
Contoh task project yang ditangani oleh IT consulting firms
misalnya menguji vulnerability sistem internet banking sebuah bank, instalasi
dan troubleshooting modul-modul ERP, menangani konversi database pelanggan ke
server berbasis Oracle, dan sebagainya.
E-Consulting
Adalah konsultan yang concern pada permasalahan yang terkait
dengan e-business dan e-commerce dalam skala yang luas. E-business biasanya
me-refer pada kegiatan bisnis yang dijalankan secara online, sementara
e-commerce umumnya merupakan kegiatan yang melibatkan transfer unit moneter
melalui media elektronik/internet.
Beberapa konsultan bidang ini antara lain Digitas, Razorfish,
dan Sapient. Mereka memiliki spesialisasi mulai dari front-end design
(programming, desain grafis) hingga valuasi, branding, marketing, jasa B2B, dan
sebagainya.
Boutique Consulting Firms
Umumnya fokus menurut bidang yang ditangani, walaupun tidak
selalu kecil menurut ukuran atau jumlah karyawan. Konsultan ini biasanya hanya
berfokus pada industri tertentu, fungsi bisnis tertentu, atau menggunakan
metodologi tertentu. Perkerjaan yang ditangani pun sangat spesifik, misalkan
membantu Departemen BUMN untuk menyusun struktur privatisasi dan membuka
tender, melakukan turnaround sebuah perusahaan telekomunikasi yang mengalami kesulitan
keuangan dan terancam bangkrut, atau melakukan process reengineering pada
perusahaan otomotif dalam membuat implementasi standar bagi suppliernya.
Beberapa ontoh konsultan ini seperti Charles River Associates
(fokus pada bidang ekonomi dan jasa litigasi), L.E.K Consulting (menangani
strategi bisnis, merger dan akuisisi), atau Marakon Associates (fokus pada
shareholder value methodology).
Internal Consulting Firms
Daripada membayar konsultan outsider dengan billing rate mahal,
beberapa perusahaan memilih untuk membuka unit konsultan internal. Mereka
biasanya disebut “internal consulting” atau, dalam beberapa kasus, “corporate
strategy” atau “strategic planning“. Misalnya sebuah perusahaan migas besar
ingin meng-hire mitra kerja untuk menangani distribusi dan pemasaran unit hilir
dalam jangka panjang, maka konsultan internallah yang menangani masalah semacam
itu.
Berbeda dengan konsultan lain, konsultan internal dibayar
berdasar gaji (tetap) dan umumnya tidak memerlukan perjalanan luar kota/luar
negeri secara intens. Amex mempunyai divisi yang mereka sebut sebagai American
Express Strategic Planning Group. Johnson & Johnson punya divisi Decision
Sciences Group. JP Morgan Chase menyebutnya JP Morgan Chase Internal Consulting
Services. Cargill menyebutnya sebagai Cargill Strategy and Business
Development.
Penutup Demikian tulisan singkat ini. Semoga bisa menjadikan
manfaat buat Anda. Entah itu sebagai pencari kerja yang meminati bidang
konsultasi, sebagai entitas bisnis pengguna jasa konsultan keuangan, pemerintah,
atau masyarakat awam yang kebetulan memiliki keterkaitan dengan jasa konsultan.
Jangan sampai, misalnya, ketika Anda melamar pekerjaan, ternyata
malah tertipu dengan consulting firm gadungan. Atau, ketika perusahaan Anda
ingin memanfaatkan jasa konsultan, terjebak dengan fee yang begitu tinggi
sementara jasa yang ditawarkan tidaklah sepadan.
Konsultan adalah seorang tenaga
profesional yang menyediakan jasa nasihat ahli dalam bidang keahliannya,
misalnya akuntansi, lingkungan, biologi, hukum, dan lain-lain. Perbedaan antara
seorang konsultan dengan ahli ‘biasa’ adalah sang konsultan bukan merupakan
karyawan di perusahaan sang klien, melainkan seseorang yang menjalankan
usahanya sendiri atau bekerja di sebuah firma konsultasi, serta berurusan dengan
berbagai klien dalam satu waktu.
menurut kamus besar bahasa
Indonesia, konsultan [n] ahli yg tugasnya memberi petunjuk, pertimbangan, atau
nasihat dl suatu kegiatan (penelitian, dagang, dsb); penasihat
Jadi konsultan merupakan orang
bukan perusahaan.
Konsultan, dalam hal ini
konsultan keuangan (financial consultant), adalah salah satu profesi yang
sedang booming di era perekonomian yang sedang bertumbuh seperti saat ini.
Profesi konsultan cukup populer di kalangan MBA dan lulusan (fresh graduated)
karena satu atau beberapa hal. Misalnya: gaji dan paket remunerasi yang baik,
kesempatan untuk travelling ke seluruh penjuru dunia, dan gengsi/prestis atas
profesi itu sendiri. Makanya tak perlu heran jika label tersebut juga sering
disalahgunakan atau digunakan untuk menjebak lulusan/MBA yang mencari
pekerjaan.
Salah satu karakter khas dari
profesi ini adalah competitiveness yang begitu rapat dan intens. Andaikata Anda
mendapatkan MBA dari Stanford atau Harvard, memiliki pengalaman kerja puluhan
tahun, dengan jaringan dan relasi yang begitu luas, belum tentu Anda bisa
“kepake” jadi konsultan. Posisi untuk jabatan ini juga jumlahnya sangat
terbatas.
Akan tetapi, ketika Anda sudah
mendapatkan jabatan tersebut, Anda akan memiliki kesempatan yang sangat luas
untuk bergaul dengan manajer puncak perusahaan-perusahaan mulitnasional. Anda
akan berkesempatan melakukan perjalanan dari ujung dunia yang satu ke ujung
dunia yang lain. Yang lebih menyenangkan lagi, Anda akan “bekerja” dengan
isu-isu bisnis terkini seperti high-level strategy, integration, alliances, dan
seterusnya.
Arti Konsultan Jasa konsultasi,
dalam terminologi bisnis, adalah memberikan advice kepada klien dengan imbalan
sejumlah fee tertentu. Klien mereka adalah perusahaan yang membutuhkan advice
dan skill yang dimiliki oleh konsultan atas permasalahan yang sedang mereka
hadapi. Perusahaan klien biasanya membutuhkan expertise dan perspektif outsider
yang dimiliki oleh konsultan.
Beberapa perusahaan konsultan
memiliki spesialisasi tertentu. Ada yang berkonsentrasi pada bidang pemasaran
atau teknologi informasi. Ada pula yang memfokuskan diri hanya pada industri
perbankan dan jasa keuangan. Sebagian konsultan menyasar pada pucuk pimpinan
pemerintahan saja. Beberapa konsultan hanya memiliki dua orang staff saja. Tetapi
beberapa yang lain bisa memiliki ratusan karyawan yang tersebar di berbagai
penjuru dunia.
Namun, satu hal yang pasti,
konsultan adalah problem-solver. The only product to offer is the ability to
make problems go away.
Sejarah dan Perkembangan Jasa Konsultan
Menurut literatur, konsultan pertama adalah Arthur D. Little yang mendirikan
usahanya pada tahun 1886 di Cambridge, Massachusets. Beliau memberikan bantuan
teknis (engineering) kepada kliennya. Perusahaan tersebut kini telah mengalami
kebangkrutan. Booz Allen Hamilton kemudian mendirikan perusahaan dengan
struktur serupa di awal abad 20.
Kemudian pada tahun 1926, seorang
professor dari Universitas Chicago, James McKinsey, mendirikan perusahaan
“accounting and engineering advisors” yang memperkenalkan pendekatan dan
framework yang berbeda. Ia tidak merekrut insinyur tradisional, melainkan
eksekutif berpengalaman yang di-training dengan seperangkat analisis dan
pengetahuan yang kontemporer di masa itu, meliputi strategi, kebijakan, goal,
organisasi, prosedur, facilities, dan personnel.
Sejarah mencatat inovasi yang
cukup spektakuler dilakukan oleh Boston Consulting Group (BCG). Dengan
menggunakan pendekatan yang berbeda, BCG mengembangkan konsep tentang growth
share matrix yang menjadi alat untuk menilai attractiveness suatu perusahaan
dalam sebuah industri. Framework ini kemudian banyak diadopsi oleh konsultan
lain dalam memahami persoalan bisnis dan peluang yang dapat dimanfaatkan.
Sejak itu, consulting firm
mengalami kemajuan dan bertumbuh dengan pesat. Beberapa melakukan merger dan
konsolidasi. Beberapa yang lain melakukan rebranding dan merubah struktur
organisasinya. Begitu pula dengan pendekatan, metodologi, maupun framework yang
digunakan dan dikembangkan juga kian kompleks dan komprehensif.
Miskonsepsi Soal Konsultan
Pendapatan. Boleh dikata, gaji seorang konsultan sangat besar, terutama di
negara-negara maju dengan membawa bendera consulting firm ternama. Akan tetapi,
gaji sebesar itu bukanlah easy money. Kita dituntut untuk workaholic. Dalam beberapa
kasus, kita harus bekerja sampai 20 jam per hari dan dipaksa melakukan
perjalanan serta berpisah dari anak istri.
Glamor. Walaupun memiliki prestis
dan gengsi yang cukup tinggi, konsultan tidak selalu exciting dan high profile.
Kita tidak selalu akan bertemu dan berdiskusi dengan CEO sebuah perusahaan.
Kita juga nggak selalu tinggal di kota-kota besar dunia dan menginap di hotel
berbintang empat. Ada kalanya kita harus terjun di pedalaman Kalimantan karena
perusahaan memiliki instalasi pengolahan kelapa sawit di sana. Ada kalanya kita
harus nongkrong berjam-jam di pabrik yang penuh dengan asap dan kotor. Ada
kalanya kita bahkan hanya berinteraksi dengan karyawan tingkat bawah, bukan
dengan direktur/manajer puncak.
Implementasi. Konsultan mungkin
digambarkan sebagai seorang analis yang memberi nasihat lalu dibayar. Selesai.
Sayangnya, dalam banyak kasus, menembak masalah klien adalah sebagian kecil
dari pekerjaan yang harus dituntaskan. It isn’t just about knowing what’s
wrong. It’s about figuring out how to make it right. Konsultan harus memastikan
bahwa solusi yang diberikan layak untuk diimplementasikan. Dan sungguh, ini
bukan merupakan pekerjaan yang remeh.
Prestis. Tak bisa dipungkiri
bahwa profesi konsultan adalah dambaan, terutama diantara para MBA. Sayangnya,
konsultan lebih banyak bekerja di belakang layar. Nama seorang konsultan sangat
jarang dipublikasikan di surat kabar atau majalah bisnis terkemuka. Ketika
perusahaan sukses melakukan implementasi, nama konsultan juga tidak akan
disebutkan. Orang-orang kebanyakan pada umumnya juga tidak akan pernah
“mendengar” nama perusahaan Anda.
A: Kamu kerja dimana? B:
McKinsey. A: Semacam restoran fast-food kah? B: Bukan, itu McDonald’s. Ini
McKinsey. A: Perusahaan apa tuh?
Apa yang Dikerjakan Konsultan? Tiap
konsultan memiliki filosofi dan framework yang berbeda satu sama lain. Baik itu
konsultan individu maupun konsultan yang tergabung dalam perusahaan jasa
konsultan. Namun, secara umum, konsultan melakukan pekerjaan seperti pitching,
riset, analisis, dan report writing. Siklus tersebut berjalan terus menerus dan
berulang.
Pitching
Intinya adalah menjual dan
menawarkan jasa. Kegiatan ini bisa berupa menyiapkan dokumen dan meriset klien
yang prospektif, menulis proposal, atau melakukan presentasi (sales pitch)
kepada calon klien. Lebih lengkap tentang pitching.
Research
Menjalankan riset sekunder
terhadap klien dan industri terkait dengan menggunakan sumberdaya internal
maupun sumber-sumber luar. Melakukan interview mengenai kebutuhan klien dan
mendapatkan pemahaman mengenai proses bisnis perusahaan. Memfasilitasi group
discussion tentang isu bisnis yang dihadapi perusahaan klien.
Analisis
Membuat permodelan dalam Excel
atau menggunakan permodelan keuangan lainnya. Melakukan analisis dari data yang
telah diperoleh dan model yang telah disusun. Membantu menyusun rekomendasi
yang diperlukan.
Reporting
Menyiapkan presentasi final
(biasa disebut “deck“) dalam slide PowerPoint. Membantu klien dan menunjukkan
temuan serta rekomendasi yang telah dibuat.
Implementasi
Berperan sebagai project manager
yang memastikan jalannya implementasi secara benar dalam setiap fase. Melakukan
eksekusi dalam integrasi sistem dan menguji sistem yang direkomendasikan (untuk
IT consulting firm). Melakukan dokumentasi dan finalisasi setelah project
terselesaikan.
Administrasi
Bekerja dalam tim riset internal
perusahaan ketika tidak sedang terlibat dalam project. Mengisi form untuk time
tracking dan expense reports. Menulis publikasi atau hasil temuan dalam
buku/jurnal.
Di antara tahapan-tahapan
tersebut, fase analisis adalah bagian yang paling menarik sekaligus paling
sedikit memakan waktu. Tahap-tahap awal biasanya menuntut konsultan untuk
bertemu klien atau menghadiri meeting secara intensif. Seiring dengan
persaingan yang kian ketat, konsultan juga semakin banyak menghabiskan waktu
dan sumberdaya mereka untuk melakukan kegiatan marketing.
It’s not easy to sell your
expensive services to companies who don’t think they need your help. To make
matter worse, your pay and job security will depend on your ability to make
those sales.
Karakter Inti Konsultan Bekerja
bagus dalam tim. Sudah menjadi rahasia umum bahwa konsultan bekerja tidak
sendirian. Proses brainstorming juga jelas melibatkan peer kita. Kita bahkan
harus bekerja bersama dengan staf internal dari perusahaan klien. Jelas,
profesi ini bukan ditujukan bagi mereka yang senang bekerja sendirian dalam
lingkungan yang tertutup.
Multi tasking. Ibaratnya sistem
operasi (Windows, Mac, Linux, UNIX, BSD), konsultan dituntut untuk
menyelesaikan berbagai assignment secara simultan. Karenanya diperlukan
organizational skills dan good sense dalam menyusun prioritas. Di satu sisi
kita disibukkan dengan aktivitas yang padat, tetapi di sisi lain kita juga
dituntut untuk bisa menjaga keseimbangan dengan kehidupan pribadi kita.
Comfortable with quant/math.
Konsultan selayaknya bisa berpikir kreatif “outside the box” di satu sisi,
tetapi juga harus speak by data pada sisi yang lain. Karenanya, pengetahuan
akan matematika dan perhitungan kuantitatif mutlak diperlukan. Konsultan juga
harus familiar dengan software aplikasi seperti spreadsheet atau statistik.
Love school. Konsultan, umumnya,
memiliki nilai bagus dalam sekolahnya. Konsultan juga harus memiliki kecintaan
pada pengetahuan dan riset terkini. Seorang konsultan harus mau rajin membaca
buku, jurnal, menghadiri seminar/workshop, dan mengikuti perkembangan terbaru.
Hal ini akan melengkapi amunisi konsultan tersebut dalam menangani masalah
klien yang kian rumit dan berkembang.
Friendship. Anda tidak harus 100%
extrovert. Akan tetapi, kemampuan bergaul, baik dengan sesama peer maupun
dengan klien, adalah wajib. Komunikasi, kemampuan presentasi, kemampuan
menyampaikan pendapat, dan mempengaruhi orang lain adalah skill set yang mutlak
diperlukan.
Workaholic. Umumnya konsultan
bekerja sampai 80 jam per minggu ketika dihadapkan pada suatu project. Jasa
konsultasi memang pekerjaan berat yang membutuhkan otak dan stamina. Jelas
diperlukan komitmen, kesungguhan, dan berani berkata tidak bagi kemalasan.
Willing to travel. Konsultan
biasanya sering melakukan perjalanan luar kota atau luar negeri. Karenanya,
kemampuan dan pengetahuan akan bahasa/budaya/geografi daerah setempat multak
diperlukan. Konsultan jelas dituntut untuk piawai dalam urusan packing, tidak
phobia pada penerbangan/perjalanan jauh, dan “keberanian” untuk jauh dari
anak/istri/keluarga.
Siapa Pengguna Jasa Konsultan? Di
era persaingan bisnis yang sangat ketat, perusahaan dituntut untuk tetap
kompetitif. Oleh karenanya, konsultan biasa di-hire untuk memberikan second
opinion dan outsider perspective. Perusahaan juga sadar bahwa mereka tidaklah
sempurna dalam segalanya. Ketika mereka menyadari bahwa mereka lemah dalam
penjualan, saat itu juga mereka memutuskan untuk menggunakan jasa konsultan
pemasaran.
Dalam beberapa kasus, konsultan
bisa di-hire untuk (maaf) alasan politis. Misalnya pemerintah ingin membangun
instalasi nuklir di suatu daerah. Untuk mendapatkan dukungan, persetujuan
pencairan dana, dan meredam teriakan LSM, konsultan bisa direkrut dan dimanfaatkan
jasanya. Tak jarang, tanpa adanya keterlibatan konsultan, surat tidak akan
ditandatangani dan dana tidak bisa dicairkan. Saking kentalnya urusan politis
ini, di Amerika ada pemeo yang sangat terkenal, “no one ever got fired for
hiring McKinsey“.
Tak hanya pemerintah, perusahaan
juga biasa memanfaatkan kepentingan politis ini. Misalnya perusahaan ingin
melakukan pengurangan tenaga kerja, mereka kemudian meminta rekomendasi
konsultan. Ketika dilakukan pemutusan hubungan kerja, mereka “mengatasnamakan”
rekomendasi dari konsultan tersebut sebagai kambing hitam.
Walau demikian, perlu dicatat
pula bahwa tidak selalu rekomendasi yang diberikan akan benar-benar sepenuhnya
diimplementasikan. Selain unsur politis, bureaucratic inertia juga berperan
besar dalam hal ini.
Jenis-jenis Konsultan Ketika Anda
ingin bergabung dengan sebuah perusahan konsultan atau bermaksud menggunakan
jasa konsultan, sedikit pengetahuan tentang konsultan yang bersangkutan adalah
perlu. Konsultan kini semakin specialized pada bidang/isu tertentu.
Terkait dengan metodologi dalam
menyelesaikan project, tiap konsultan juga memiliki pendekatan yang berbeda.
McKinsey dan Booz Allen Hamilton, misalnya, mengumpulkan associate dan analis
mereka secara keroyokan. Sebaliknya, BCG cenderung memberikan hingga 5
assignment untuk tiap staffnya. Hal ini nantinya akan berpengaruh pada proses
kerja dan penggajian/billing mereka.
Perusahaan jasa konsultan bisa
dibedakan dalam beberapa kategori berikut ini. Sebuah perusahaan/konsultan bisa
saja blend antara satu kategori dengan kategori yang lain. Dalam beberapa
kasus, perusahaan klien bisa saja meng-hire satu konsultan untuk formulasi
strategi, dan meng-hire konsultan lain untuk tahap implementasi.
Strategy Consulting
Kata kuncinya adalah membantu
eksekutif senior untuk memahami dan menghadapi tantangan strategis perusahaan
mereka. Biasanya, konsultan ini bekerja bersama manajemen senior dalam
merumuskan strategi dan rencana jangka panjang. Beberapa hanya memberikan
rekomendasi dan melakukan presentasi, akan tetapi, sebagian yang lain juga
dituntut untuk stick around selama proses implementasi.
Beberapa konsultan besar yang
fokus di bidang ini antara lain: Bain & Company, Boston Consulting Group
(BCG), dan McKinsey & Company.
Operations Consulting
Kalau perusahaan Anda ingin
menentukan bagaimana restoran Anda melakukan penghematan bumbu dan bahan baku
tanpa merubah menu, atau perusahaan Anda ingin memperbarui proses pembelian dan
rantai pasokan dari pabrikan, maka Anda membutuhkan konsultan operasi. Konsultan
ini memiliki ciri khas generally assist in assuring implementation of their
suggestions. Konsultan ini berfokus pada proses internal klien seperti
distribusi, produksi, order fulfillment, atau customer service.
Contoh konsultan jenis ini antara
lain: Accenture, Cap Gemini Ernst & Young, dan Deloitte consulting.
Human Resources (HR) Consulting
Adalah konsultan yang memfokuskan
diri pada upaya-upaya untuk memaksimumkan value SDM perusahaan dengan
menempatkan the right people with the right skills in the right roles. Hal ini
disadari mengingat kini perusahaan banyak berinvestasi pada human capital dan
berharap banyak dari investasi tersebut.
Keterlibatan konsultan ini bisa
dimulai sejak proses rekrutmen, melakukan training dan development, memberkan
jasa konseling, menyusun benefit’s package dan compensation sttructure,
membangun kultur dan komunikasi dalam perusahaan, dan sebagainya. Beberapa
contoh konsultan bidang ini seperti Hewitt Associates, Towers Perrin, Watson
Wyatt Worldwide, dan Mercer HR Consulting.
Information Technology (IT)
Consulting
American Management Systems,
Accenture, Cambridge Technology Partners, Computer Sciences Corporation, dan
Electronic Data Systems (EDS) adalah contoh leading IT consulting firms. Mereka
menangani permasalahan bisnis yang kental dengan isu-isu teknis dari
sistem/teknologi informasi. Mereka bertanggung jawab mulai dari proses
analisis, desain, hingga impelementasi sistem, untuk memastikan solusi tersebut
align dengan proses bisnis mereka.
Contoh task project yang ditangani
oleh IT consulting firms misalnya menguji vulnerability sistem internet banking
sebuah bank, instalasi dan troubleshooting modul-modul ERP, menangani konversi
database pelanggan ke server berbasis Oracle, dan sebagainya.
E-Consulting
Adalah konsultan yang concern
pada permasalahan yang terkait dengan e-business dan e-commerce dalam skala
yang luas. E-business biasanya me-refer pada kegiatan bisnis yang dijalankan
secara online, sementara e-commerce umumnya merupakan kegiatan yang melibatkan
transfer unit moneter melalui media elektronik/internet.
Beberapa konsultan bidang ini
antara lain Digitas, Razorfish, dan Sapient. Mereka memiliki spesialisasi mulai
dari front-end design (programming, desain grafis) hingga valuasi, branding,
marketing, jasa B2B, dan sebagainya.
Boutique Consulting Firms
Umumnya fokus menurut bidang yang
ditangani, walaupun tidak selalu kecil menurut ukuran atau jumlah karyawan.
Konsultan ini biasanya hanya berfokus pada industri tertentu, fungsi bisnis
tertentu, atau menggunakan metodologi tertentu. Perkerjaan yang ditangani pun
sangat spesifik, misalkan membantu Departemen BUMN untuk menyusun struktur
privatisasi dan membuka tender, melakukan turnaround sebuah perusahaan
telekomunikasi yang mengalami kesulitan keuangan dan terancam bangkrut, atau
melakukan process reengineering pada perusahaan otomotif dalam membuat
implementasi standar bagi suppliernya.
Beberapa ontoh konsultan ini
seperti Charles River Associates (fokus pada bidang ekonomi dan jasa litigasi),
L.E.K Consulting (menangani strategi bisnis, merger dan akuisisi), atau Marakon
Associates (fokus pada shareholder value methodology).
Internal Consulting Firms
Daripada membayar konsultan
outsider dengan billing rate mahal, beberapa perusahaan memilih untuk membuka
unit konsultan internal. Mereka biasanya disebut “internal consulting” atau,
dalam beberapa kasus, “corporate strategy” atau “strategic planning“. Misalnya
sebuah perusahaan migas besar ingin meng-hire mitra kerja untuk menangani
distribusi dan pemasaran unit hilir dalam jangka panjang, maka konsultan
internallah yang menangani masalah semacam itu.
Berbeda dengan konsultan lain,
konsultan internal dibayar berdasar gaji (tetap) dan umumnya tidak memerlukan
perjalanan luar kota/luar negeri secara intens. Amex mempunyai divisi yang
mereka sebut sebagai American Express Strategic Planning Group. Johnson &
Johnson punya divisi Decision Sciences Group. JP Morgan Chase menyebutnya JP
Morgan Chase Internal Consulting Services. Cargill menyebutnya sebagai Cargill
Strategy and Business Development.
Penutup Demikian tulisan singkat
ini. Semoga bisa menjadikan manfaat buat Anda. Entah itu sebagai pencari kerja
yang meminati bidang konsultasi, sebagai entitas bisnis pengguna jasa konsultan
keuangan, pemerintah, atau masyarakat awam yang kebetulan memiliki keterkaitan
dengan jasa konsultan.
Jangan sampai, misalnya, ketika
Anda melamar pekerjaan, ternyata malah tertipu dengan consulting firm gadungan.
Atau, ketika perusahaan Anda ingin memanfaatkan jasa konsultan, terjebak dengan
fee yang begitu tinggi sementara jasa yang ditawarkan tidaklah sepadan.
Konsultan adalah seorang tenaga profesional yang menyediakan
jasa nasihat ahli dalam bidang keahliannya, misalnya akuntansi, lingkungan,
biologi, hukum, dan lain-lain. Perbedaan antara seorang konsultan dengan ahli
‘biasa’ adalah sang konsultan bukan merupakan karyawan di perusahaan sang
klien, melainkan seseorang yang menjalankan usahanya sendiri atau bekerja di
sebuah firma konsultasi, serta berurusan dengan berbagai klien dalam satu waktu.
menurut kamus besar bahasa Indonesia, konsultan [n] ahli yg tugasnya memberi petunjuk, pertimbangan, atau nasihat dl suatu kegiatan (penelitian, dagang, dsb); penasihat
Jadi konsultan merupakan orang bukan perusahaan.
menurut kamus besar bahasa Indonesia, konsultan [n] ahli yg tugasnya memberi petunjuk, pertimbangan, atau nasihat dl suatu kegiatan (penelitian, dagang, dsb); penasihat
Jadi konsultan merupakan orang bukan perusahaan.
Konsultan, dalam hal ini konsultan keuangan (financial
consultant), adalah salah satu profesi yang sedang booming di era perekonomian
yang sedang bertumbuh seperti saat ini. Profesi konsultan cukup populer di
kalangan MBA dan lulusan (fresh graduated) karena satu atau beberapa hal. Misalnya:
gaji dan paket remunerasi yang baik, kesempatan untuk travelling ke seluruh
penjuru dunia, dan gengsi/prestis atas profesi itu sendiri. Makanya tak perlu
heran jika label tersebut juga sering disalahgunakan atau digunakan untuk
menjebak lulusan/MBA yang mencari pekerjaan.
Salah satu karakter khas dari profesi ini adalah competitiveness yang begitu rapat dan intens. Andaikata Anda mendapatkan MBA dari Stanford atau Harvard, memiliki pengalaman kerja puluhan tahun, dengan jaringan dan relasi yang begitu luas, belum tentu Anda bisa “kepake” jadi konsultan. Posisi untuk jabatan ini juga jumlahnya sangat terbatas.
Salah satu karakter khas dari profesi ini adalah competitiveness yang begitu rapat dan intens. Andaikata Anda mendapatkan MBA dari Stanford atau Harvard, memiliki pengalaman kerja puluhan tahun, dengan jaringan dan relasi yang begitu luas, belum tentu Anda bisa “kepake” jadi konsultan. Posisi untuk jabatan ini juga jumlahnya sangat terbatas.
Akan tetapi, ketika Anda sudah mendapatkan jabatan tersebut,
Anda akan memiliki kesempatan yang sangat luas untuk bergaul dengan manajer
puncak perusahaan-perusahaan mulitnasional. Anda akan berkesempatan melakukan
perjalanan dari ujung dunia yang satu ke ujung dunia yang lain. Yang lebih
menyenangkan lagi, Anda akan “bekerja” dengan isu-isu bisnis terkini seperti
high-level strategy, integration, alliances, dan seterusnya.
Arti Konsultan Jasa konsultasi, dalam terminologi bisnis, adalah
memberikan advice kepada klien dengan imbalan sejumlah fee tertentu. Klien
mereka adalah perusahaan yang membutuhkan advice dan skill yang dimiliki oleh
konsultan atas permasalahan yang sedang mereka hadapi. Perusahaan klien
biasanya membutuhkan expertise dan perspektif outsider yang dimiliki oleh
konsultan.
Beberapa perusahaan konsultan memiliki spesialisasi tertentu. Ada yang berkonsentrasi pada bidang pemasaran atau teknologi informasi. Ada pula yang memfokuskan diri hanya pada industri perbankan dan jasa keuangan. Sebagian konsultan menyasar pada pucuk pimpinan pemerintahan saja. Beberapa konsultan hanya memiliki dua orang staff saja. Tetapi beberapa yang lain bisa memiliki ratusan karyawan yang tersebar di berbagai penjuru dunia.
Namun, satu hal yang pasti, konsultan adalah problem-solver. The only product to offer is the ability to make problems go away.
Beberapa perusahaan konsultan memiliki spesialisasi tertentu. Ada yang berkonsentrasi pada bidang pemasaran atau teknologi informasi. Ada pula yang memfokuskan diri hanya pada industri perbankan dan jasa keuangan. Sebagian konsultan menyasar pada pucuk pimpinan pemerintahan saja. Beberapa konsultan hanya memiliki dua orang staff saja. Tetapi beberapa yang lain bisa memiliki ratusan karyawan yang tersebar di berbagai penjuru dunia.
Namun, satu hal yang pasti, konsultan adalah problem-solver. The only product to offer is the ability to make problems go away.
Sejarah dan Perkembangan Jasa Konsultan Menurut literatur, konsultan
pertama adalah Arthur D. Little yang mendirikan usahanya pada tahun 1886 di
Cambridge, Massachusets. Beliau memberikan bantuan teknis (engineering) kepada
kliennya. Perusahaan tersebut kini telah mengalami kebangkrutan. Booz Allen
Hamilton kemudian mendirikan perusahaan dengan struktur serupa di awal abad 20.
Kemudian pada tahun 1926, seorang professor dari Universitas
Chicago, James McKinsey, mendirikan perusahaan “accounting and engineering
advisors” yang memperkenalkan pendekatan dan framework yang berbeda. Ia tidak
merekrut insinyur tradisional, melainkan eksekutif berpengalaman yang
di-training dengan seperangkat analisis dan pengetahuan yang kontemporer di
masa itu, meliputi strategi, kebijakan, goal, organisasi, prosedur, facilities,
dan personnel.
Sejarah mencatat inovasi yang cukup spektakuler dilakukan oleh Boston Consulting Group (BCG). Dengan menggunakan pendekatan yang berbeda, BCG mengembangkan konsep tentang growth share matrix yang menjadi alat untuk menilai attractiveness suatu perusahaan dalam sebuah industri. Framework ini kemudian banyak diadopsi oleh konsultan lain dalam memahami persoalan bisnis dan peluang yang dapat dimanfaatkan. Sejak itu, consulting firm mengalami kemajuan dan bertumbuh dengan pesat. Beberapa melakukan merger dan konsolidasi. Beberapa yang lain melakukan rebranding dan merubah struktur organisasinya. Begitu pula dengan pendekatan, metodologi, maupun framework yang digunakan dan dikembangkan juga kian kompleks dan komprehensif.
Miskonsepsi Soal Konsultan Pendapatan. Boleh dikata, gaji seorang konsultan sangat besar, terutama di negara-negara maju dengan membawa bendera consulting firm ternama. Akan tetapi, gaji sebesar itu bukanlah easy money. Kita dituntut untuk workaholic. Dalam beberapa kasus, kita harus bekerja sampai 20 jam per hari dan dipaksa melakukan perjalanan serta berpisah dari anak istri.
Glamor. Walaupun memiliki prestis dan gengsi yang cukup tinggi, konsultan tidak selalu exciting dan high profile. Kita tidak selalu akan bertemu dan berdiskusi dengan CEO sebuah perusahaan. Kita juga nggak selalu tinggal di kota-kota besar dunia dan menginap di hotel berbintang empat. Ada kalanya kita harus terjun di pedalaman Kalimantan karena perusahaan memiliki instalasi pengolahan kelapa sawit di sana. Ada kalanya kita harus nongkrong berjam-jam di pabrik yang penuh dengan asap dan kotor. Ada kalanya kita bahkan hanya berinteraksi dengan karyawan tingkat bawah, bukan dengan direktur/manajer puncak.
Sejarah mencatat inovasi yang cukup spektakuler dilakukan oleh Boston Consulting Group (BCG). Dengan menggunakan pendekatan yang berbeda, BCG mengembangkan konsep tentang growth share matrix yang menjadi alat untuk menilai attractiveness suatu perusahaan dalam sebuah industri. Framework ini kemudian banyak diadopsi oleh konsultan lain dalam memahami persoalan bisnis dan peluang yang dapat dimanfaatkan. Sejak itu, consulting firm mengalami kemajuan dan bertumbuh dengan pesat. Beberapa melakukan merger dan konsolidasi. Beberapa yang lain melakukan rebranding dan merubah struktur organisasinya. Begitu pula dengan pendekatan, metodologi, maupun framework yang digunakan dan dikembangkan juga kian kompleks dan komprehensif.
Miskonsepsi Soal Konsultan Pendapatan. Boleh dikata, gaji seorang konsultan sangat besar, terutama di negara-negara maju dengan membawa bendera consulting firm ternama. Akan tetapi, gaji sebesar itu bukanlah easy money. Kita dituntut untuk workaholic. Dalam beberapa kasus, kita harus bekerja sampai 20 jam per hari dan dipaksa melakukan perjalanan serta berpisah dari anak istri.
Glamor. Walaupun memiliki prestis dan gengsi yang cukup tinggi, konsultan tidak selalu exciting dan high profile. Kita tidak selalu akan bertemu dan berdiskusi dengan CEO sebuah perusahaan. Kita juga nggak selalu tinggal di kota-kota besar dunia dan menginap di hotel berbintang empat. Ada kalanya kita harus terjun di pedalaman Kalimantan karena perusahaan memiliki instalasi pengolahan kelapa sawit di sana. Ada kalanya kita harus nongkrong berjam-jam di pabrik yang penuh dengan asap dan kotor. Ada kalanya kita bahkan hanya berinteraksi dengan karyawan tingkat bawah, bukan dengan direktur/manajer puncak.
Implementasi. Konsultan mungkin digambarkan sebagai seorang
analis yang memberi nasihat lalu dibayar. Selesai. Sayangnya, dalam banyak
kasus, menembak masalah klien adalah sebagian kecil dari pekerjaan yang harus
dituntaskan. It isn’t just about knowing what’s wrong. It’s about figuring out
how to make it right. Konsultan harus memastikan bahwa solusi yang diberikan
layak untuk diimplementasikan. Dan sungguh, ini bukan merupakan pekerjaan yang
remeh.
Prestis. Tak bisa dipungkiri bahwa profesi konsultan adalah dambaan, terutama diantara para MBA. Sayangnya, konsultan lebih banyak bekerja di belakang layar. Nama seorang konsultan sangat jarang dipublikasikan di surat kabar atau majalah bisnis terkemuka. Ketika perusahaan sukses melakukan implementasi, nama konsultan juga tidak akan disebutkan. Orang-orang kebanyakan pada umumnya juga tidak akan pernah “mendengar” nama perusahaan Anda.
A: Kamu kerja dimana? B: McKinsey. A: Semacam restoran fast-food kah? B: Bukan, itu McDonald’s. Ini McKinsey. A: Perusahaan apa tuh? Apa yang Dikerjakan Konsultan? Tiap konsultan memiliki filosofi dan framework yang berbeda satu sama lain. Baik itu konsultan individu maupun konsultan yang tergabung dalam perusahaan jasa konsultan. Namun, secara umum, konsultan melakukan pekerjaan seperti pitching, riset, analisis, dan report writing. Siklus tersebut berjalan terus menerus dan berulang. Pitching Intinya adalah menjual dan menawarkan jasa. Kegiatan ini bisa berupa menyiapkan dokumen dan meriset klien yang prospektif, menulis proposal, atau melakukan presentasi (sales pitch) kepada calon klien. Lebih lengkap tentang pitching. Research
Menjalankan riset sekunder terhadap klien dan industri terkait dengan menggunakan sumberdaya internal maupun sumber-sumber luar. Melakukan interview mengenai kebutuhan klien dan mendapatkan pemahaman mengenai proses bisnis perusahaan. Memfasilitasi group discussion tentang isu bisnis yang dihadapi perusahaan klien. Analisis Membuat permodelan dalam Excel atau menggunakan permodelan keuangan lainnya. Melakukan analisis dari data yang telah diperoleh dan model yang telah disusun. Membantu menyusun rekomendasi yang diperlukan. Reporting
Menyiapkan presentasi final (biasa disebut “deck“) dalam slide PowerPoint. Membantu klien dan menunjukkan temuan serta rekomendasi yang telah dibuat. Implementasi Berperan sebagai project manager yang memastikan jalannya implementasi secara benar dalam setiap fase. Melakukan eksekusi dalam integrasi sistem dan menguji sistem yang direkomendasikan (untuk IT consulting firm). Melakukan dokumentasi dan finalisasi setelah project terselesaikan. Administrasi
Bekerja dalam tim riset internal perusahaan ketika tidak sedang terlibat dalam project. Mengisi form untuk time tracking dan expense reports. Menulis publikasi atau hasil temuan dalam buku/jurnal.
Di antara tahapan-tahapan tersebut, fase analisis adalah bagian yang paling menarik sekaligus paling sedikit memakan waktu. Tahap-tahap awal biasanya menuntut konsultan untuk bertemu klien atau menghadiri meeting secara intensif. Seiring dengan persaingan yang kian ketat, konsultan juga semakin banyak menghabiskan waktu dan sumberdaya mereka untuk melakukan kegiatan marketing.
It’s not easy to sell your expensive services to companies who don’t think they need your help. To make matter worse, your pay and job security will depend on your ability to make those sales.
Karakter Inti Konsultan Bekerja bagus dalam tim. Sudah menjadi rahasia umum bahwa konsultan bekerja tidak sendirian. Proses brainstorming juga jelas melibatkan peer kita. Kita bahkan harus bekerja bersama dengan staf internal dari perusahaan klien. Jelas, profesi ini bukan ditujukan bagi mereka yang senang bekerja sendirian dalam lingkungan yang tertutup. Multi tasking. Ibaratnya sistem operasi (Windows, Mac, Linux, UNIX, BSD), konsultan dituntut untuk menyelesaikan berbagai assignment secara simultan. Karenanya diperlukan organizational skills dan good sense dalam menyusun prioritas. Di satu sisi kita disibukkan dengan aktivitas yang padat, tetapi di sisi lain kita juga dituntut untuk bisa menjaga keseimbangan dengan kehidupan pribadi kita.
Comfortable with quant/math. Konsultan selayaknya bisa berpikir kreatif “outside the box” di satu sisi, tetapi juga harus speak by data pada sisi yang lain. Karenanya, pengetahuan akan matematika dan perhitungan kuantitatif mutlak diperlukan. Konsultan juga harus familiar dengan software aplikasi seperti spreadsheet atau statistik. Love school. Konsultan, umumnya, memiliki nilai bagus dalam sekolahnya. Konsultan juga harus memiliki kecintaan pada pengetahuan dan riset terkini. Seorang konsultan harus mau rajin membaca buku, jurnal, menghadiri seminar/workshop, dan mengikuti perkembangan terbaru. Hal ini akan melengkapi amunisi konsultan tersebut dalam menangani masalah klien yang kian rumit dan berkembang. Friendship. Anda tidak harus 100% extrovert. Akan tetapi, kemampuan bergaul, baik dengan sesama peer maupun dengan klien, adalah wajib. Komunikasi, kemampuan presentasi, kemampuan menyampaikan pendapat, dan mempengaruhi orang lain adalah skill set yang mutlak diperlukan. Workaholic. Umumnya konsultan bekerja sampai 80 jam per minggu ketika dihadapkan pada suatu project. Jasa konsultasi memang pekerjaan berat yang membutuhkan otak dan stamina. Jelas diperlukan komitmen, kesungguhan, dan berani berkata tidak bagi kemalasan. Willing to travel. Konsultan biasanya sering melakukan perjalanan luar kota atau luar negeri. Karenanya, kemampuan dan pengetahuan akan bahasa/budaya/geografi daerah setempat multak diperlukan. Konsultan jelas dituntut untuk piawai dalam urusan packing, tidak phobia pada penerbangan/perjalanan jauh, dan “keberanian” untuk jauh dari anak/istri/keluarga. Siapa Pengguna Jasa Konsultan? Di era persaingan bisnis yang sangat ketat, perusahaan dituntut untuk tetap kompetitif. Oleh karenanya, konsultan biasa di-hire untuk memberikan second opinion dan outsider perspective. Perusahaan juga sadar bahwa mereka tidaklah sempurna dalam segalanya. Ketika mereka menyadari bahwa mereka lemah dalam penjualan, saat itu juga mereka memutuskan untuk menggunakan jasa konsultan pemasaran.
Dalam beberapa kasus, konsultan bisa di-hire untuk (maaf) alasan politis. Misalnya pemerintah ingin membangun instalasi nuklir di suatu daerah. Untuk mendapatkan dukungan, persetujuan pencairan dana, dan meredam teriakan LSM, konsultan bisa direkrut dan dimanfaatkan jasanya. Tak jarang, tanpa adanya keterlibatan konsultan, surat tidak akan ditandatangani dan dana tidak bisa dicairkan. Saking kentalnya urusan politis ini, di Amerika ada pemeo yang sangat terkenal, “no one ever got fired for hiring McKinsey“. Tak hanya pemerintah, perusahaan juga biasa memanfaatkan kepentingan politis ini. Misalnya perusahaan ingin melakukan pengurangan tenaga kerja, mereka kemudian meminta rekomendasi konsultan. Ketika dilakukan pemutusan hubungan kerja, mereka “mengatasnamakan” rekomendasi dari konsultan tersebut sebagai kambing hitam.
Walau demikian, perlu dicatat pula bahwa tidak selalu rekomendasi yang diberikan akan benar-benar sepenuhnya diimplementasikan. Selain unsur politis, bureaucratic inertia juga berperan besar dalam hal ini. Jenis-jenis Konsultan Ketika Anda ingin bergabung dengan sebuah perusahan konsultan atau bermaksud menggunakan jasa konsultan, sedikit pengetahuan tentang konsultan yang bersangkutan adalah perlu. Konsultan kini semakin specialized pada bidang/isu tertentu.
Terkait dengan metodologi dalam menyelesaikan project, tiap konsultan juga memiliki pendekatan yang berbeda. McKinsey dan Booz Allen Hamilton, misalnya, mengumpulkan associate dan analis mereka secara keroyokan. Sebaliknya, BCG cenderung memberikan hingga 5 assignment untuk tiap staffnya. Hal ini nantinya akan berpengaruh pada proses kerja dan penggajian/billing mereka.
Perusahaan jasa konsultan bisa dibedakan dalam beberapa kategori berikut ini. Sebuah perusahaan/konsultan bisa saja blend antara satu kategori dengan kategori yang lain. Dalam beberapa kasus, perusahaan klien bisa saja meng-hire satu konsultan untuk formulasi strategi, dan meng-hire konsultan lain untuk tahap implementasi. Strategy Consulting Kata kuncinya adalah membantu eksekutif senior untuk memahami dan menghadapi tantangan strategis perusahaan mereka. Biasanya, konsultan ini bekerja bersama manajemen senior dalam merumuskan strategi dan rencana jangka panjang. Beberapa hanya memberikan rekomendasi dan melakukan presentasi, akan tetapi, sebagian yang lain juga dituntut untuk stick around selama proses implementasi.
Beberapa konsultan besar yang fokus di bidang ini antara lain: Bain & Company, Boston Consulting Group (BCG), dan McKinsey & Company. Operations Consulting Kalau perusahaan Anda ingin menentukan bagaimana restoran Anda melakukan penghematan bumbu dan bahan baku tanpa merubah menu, atau perusahaan Anda ingin memperbarui proses pembelian dan rantai pasokan dari pabrikan, maka Anda membutuhkan konsultan operasi. Konsultan ini memiliki ciri khas generally assist in assuring implementation of their suggestions. Konsultan ini berfokus pada proses internal klien seperti distribusi, produksi, order fulfillment, atau customer service.
Contoh konsultan jenis ini antara lain: Accenture, Cap Gemini Ernst & Young, dan Deloitte consulting. Human Resources (HR) Consulting Adalah konsultan yang memfokuskan diri pada upaya-upaya untuk memaksimumkan value SDM perusahaan dengan menempatkan the right people with the right skills in the right roles. Hal ini disadari mengingat kini perusahaan banyak berinvestasi pada human capital dan berharap banyak dari investasi tersebut. Keterlibatan konsultan ini bisa dimulai sejak proses rekrutmen, melakukan training dan development, memberkan jasa konseling, menyusun benefit’s package dan compensation sttructure, membangun kultur dan komunikasi dalam perusahaan, dan sebagainya. Beberapa contoh konsultan bidang ini seperti Hewitt Associates, Towers Perrin, Watson Wyatt Worldwide, dan Mercer HR Consulting.
Information Technology (IT) Consulting American Management Systems, Accenture, Cambridge Technology Partners, Computer Sciences Corporation, dan Electronic Data Systems (EDS) adalah contoh leading IT consulting firms. Mereka menangani permasalahan bisnis yang kental dengan isu-isu teknis dari sistem/teknologi informasi. Mereka bertanggung jawab mulai dari proses analisis, desain, hingga impelementasi sistem, untuk memastikan solusi tersebut align dengan proses bisnis mereka.
Contoh task project yang ditangani oleh IT consulting firms misalnya menguji vulnerability sistem internet banking sebuah bank, instalasi dan troubleshooting modul-modul ERP, menangani konversi database pelanggan ke server berbasis Oracle, dan sebagainya. E-Consulting Adalah konsultan yang concern pada permasalahan yang terkait dengan e-business dan e commerce dalam skala yang luas. E-business biasanya me-refer pada kegiatan bisnis yang dijalankan secara online, sementara e-commerce umumnya merupakan kegiatan yang melibatkan transfer unit moneter melalui media elektronik/internet.
Prestis. Tak bisa dipungkiri bahwa profesi konsultan adalah dambaan, terutama diantara para MBA. Sayangnya, konsultan lebih banyak bekerja di belakang layar. Nama seorang konsultan sangat jarang dipublikasikan di surat kabar atau majalah bisnis terkemuka. Ketika perusahaan sukses melakukan implementasi, nama konsultan juga tidak akan disebutkan. Orang-orang kebanyakan pada umumnya juga tidak akan pernah “mendengar” nama perusahaan Anda.
A: Kamu kerja dimana? B: McKinsey. A: Semacam restoran fast-food kah? B: Bukan, itu McDonald’s. Ini McKinsey. A: Perusahaan apa tuh? Apa yang Dikerjakan Konsultan? Tiap konsultan memiliki filosofi dan framework yang berbeda satu sama lain. Baik itu konsultan individu maupun konsultan yang tergabung dalam perusahaan jasa konsultan. Namun, secara umum, konsultan melakukan pekerjaan seperti pitching, riset, analisis, dan report writing. Siklus tersebut berjalan terus menerus dan berulang. Pitching Intinya adalah menjual dan menawarkan jasa. Kegiatan ini bisa berupa menyiapkan dokumen dan meriset klien yang prospektif, menulis proposal, atau melakukan presentasi (sales pitch) kepada calon klien. Lebih lengkap tentang pitching. Research
Menjalankan riset sekunder terhadap klien dan industri terkait dengan menggunakan sumberdaya internal maupun sumber-sumber luar. Melakukan interview mengenai kebutuhan klien dan mendapatkan pemahaman mengenai proses bisnis perusahaan. Memfasilitasi group discussion tentang isu bisnis yang dihadapi perusahaan klien. Analisis Membuat permodelan dalam Excel atau menggunakan permodelan keuangan lainnya. Melakukan analisis dari data yang telah diperoleh dan model yang telah disusun. Membantu menyusun rekomendasi yang diperlukan. Reporting
Menyiapkan presentasi final (biasa disebut “deck“) dalam slide PowerPoint. Membantu klien dan menunjukkan temuan serta rekomendasi yang telah dibuat. Implementasi Berperan sebagai project manager yang memastikan jalannya implementasi secara benar dalam setiap fase. Melakukan eksekusi dalam integrasi sistem dan menguji sistem yang direkomendasikan (untuk IT consulting firm). Melakukan dokumentasi dan finalisasi setelah project terselesaikan. Administrasi
Bekerja dalam tim riset internal perusahaan ketika tidak sedang terlibat dalam project. Mengisi form untuk time tracking dan expense reports. Menulis publikasi atau hasil temuan dalam buku/jurnal.
Di antara tahapan-tahapan tersebut, fase analisis adalah bagian yang paling menarik sekaligus paling sedikit memakan waktu. Tahap-tahap awal biasanya menuntut konsultan untuk bertemu klien atau menghadiri meeting secara intensif. Seiring dengan persaingan yang kian ketat, konsultan juga semakin banyak menghabiskan waktu dan sumberdaya mereka untuk melakukan kegiatan marketing.
It’s not easy to sell your expensive services to companies who don’t think they need your help. To make matter worse, your pay and job security will depend on your ability to make those sales.
Karakter Inti Konsultan Bekerja bagus dalam tim. Sudah menjadi rahasia umum bahwa konsultan bekerja tidak sendirian. Proses brainstorming juga jelas melibatkan peer kita. Kita bahkan harus bekerja bersama dengan staf internal dari perusahaan klien. Jelas, profesi ini bukan ditujukan bagi mereka yang senang bekerja sendirian dalam lingkungan yang tertutup. Multi tasking. Ibaratnya sistem operasi (Windows, Mac, Linux, UNIX, BSD), konsultan dituntut untuk menyelesaikan berbagai assignment secara simultan. Karenanya diperlukan organizational skills dan good sense dalam menyusun prioritas. Di satu sisi kita disibukkan dengan aktivitas yang padat, tetapi di sisi lain kita juga dituntut untuk bisa menjaga keseimbangan dengan kehidupan pribadi kita.
Comfortable with quant/math. Konsultan selayaknya bisa berpikir kreatif “outside the box” di satu sisi, tetapi juga harus speak by data pada sisi yang lain. Karenanya, pengetahuan akan matematika dan perhitungan kuantitatif mutlak diperlukan. Konsultan juga harus familiar dengan software aplikasi seperti spreadsheet atau statistik. Love school. Konsultan, umumnya, memiliki nilai bagus dalam sekolahnya. Konsultan juga harus memiliki kecintaan pada pengetahuan dan riset terkini. Seorang konsultan harus mau rajin membaca buku, jurnal, menghadiri seminar/workshop, dan mengikuti perkembangan terbaru. Hal ini akan melengkapi amunisi konsultan tersebut dalam menangani masalah klien yang kian rumit dan berkembang. Friendship. Anda tidak harus 100% extrovert. Akan tetapi, kemampuan bergaul, baik dengan sesama peer maupun dengan klien, adalah wajib. Komunikasi, kemampuan presentasi, kemampuan menyampaikan pendapat, dan mempengaruhi orang lain adalah skill set yang mutlak diperlukan. Workaholic. Umumnya konsultan bekerja sampai 80 jam per minggu ketika dihadapkan pada suatu project. Jasa konsultasi memang pekerjaan berat yang membutuhkan otak dan stamina. Jelas diperlukan komitmen, kesungguhan, dan berani berkata tidak bagi kemalasan. Willing to travel. Konsultan biasanya sering melakukan perjalanan luar kota atau luar negeri. Karenanya, kemampuan dan pengetahuan akan bahasa/budaya/geografi daerah setempat multak diperlukan. Konsultan jelas dituntut untuk piawai dalam urusan packing, tidak phobia pada penerbangan/perjalanan jauh, dan “keberanian” untuk jauh dari anak/istri/keluarga. Siapa Pengguna Jasa Konsultan? Di era persaingan bisnis yang sangat ketat, perusahaan dituntut untuk tetap kompetitif. Oleh karenanya, konsultan biasa di-hire untuk memberikan second opinion dan outsider perspective. Perusahaan juga sadar bahwa mereka tidaklah sempurna dalam segalanya. Ketika mereka menyadari bahwa mereka lemah dalam penjualan, saat itu juga mereka memutuskan untuk menggunakan jasa konsultan pemasaran.
Dalam beberapa kasus, konsultan bisa di-hire untuk (maaf) alasan politis. Misalnya pemerintah ingin membangun instalasi nuklir di suatu daerah. Untuk mendapatkan dukungan, persetujuan pencairan dana, dan meredam teriakan LSM, konsultan bisa direkrut dan dimanfaatkan jasanya. Tak jarang, tanpa adanya keterlibatan konsultan, surat tidak akan ditandatangani dan dana tidak bisa dicairkan. Saking kentalnya urusan politis ini, di Amerika ada pemeo yang sangat terkenal, “no one ever got fired for hiring McKinsey“. Tak hanya pemerintah, perusahaan juga biasa memanfaatkan kepentingan politis ini. Misalnya perusahaan ingin melakukan pengurangan tenaga kerja, mereka kemudian meminta rekomendasi konsultan. Ketika dilakukan pemutusan hubungan kerja, mereka “mengatasnamakan” rekomendasi dari konsultan tersebut sebagai kambing hitam.
Walau demikian, perlu dicatat pula bahwa tidak selalu rekomendasi yang diberikan akan benar-benar sepenuhnya diimplementasikan. Selain unsur politis, bureaucratic inertia juga berperan besar dalam hal ini. Jenis-jenis Konsultan Ketika Anda ingin bergabung dengan sebuah perusahan konsultan atau bermaksud menggunakan jasa konsultan, sedikit pengetahuan tentang konsultan yang bersangkutan adalah perlu. Konsultan kini semakin specialized pada bidang/isu tertentu.
Terkait dengan metodologi dalam menyelesaikan project, tiap konsultan juga memiliki pendekatan yang berbeda. McKinsey dan Booz Allen Hamilton, misalnya, mengumpulkan associate dan analis mereka secara keroyokan. Sebaliknya, BCG cenderung memberikan hingga 5 assignment untuk tiap staffnya. Hal ini nantinya akan berpengaruh pada proses kerja dan penggajian/billing mereka.
Perusahaan jasa konsultan bisa dibedakan dalam beberapa kategori berikut ini. Sebuah perusahaan/konsultan bisa saja blend antara satu kategori dengan kategori yang lain. Dalam beberapa kasus, perusahaan klien bisa saja meng-hire satu konsultan untuk formulasi strategi, dan meng-hire konsultan lain untuk tahap implementasi. Strategy Consulting Kata kuncinya adalah membantu eksekutif senior untuk memahami dan menghadapi tantangan strategis perusahaan mereka. Biasanya, konsultan ini bekerja bersama manajemen senior dalam merumuskan strategi dan rencana jangka panjang. Beberapa hanya memberikan rekomendasi dan melakukan presentasi, akan tetapi, sebagian yang lain juga dituntut untuk stick around selama proses implementasi.
Beberapa konsultan besar yang fokus di bidang ini antara lain: Bain & Company, Boston Consulting Group (BCG), dan McKinsey & Company. Operations Consulting Kalau perusahaan Anda ingin menentukan bagaimana restoran Anda melakukan penghematan bumbu dan bahan baku tanpa merubah menu, atau perusahaan Anda ingin memperbarui proses pembelian dan rantai pasokan dari pabrikan, maka Anda membutuhkan konsultan operasi. Konsultan ini memiliki ciri khas generally assist in assuring implementation of their suggestions. Konsultan ini berfokus pada proses internal klien seperti distribusi, produksi, order fulfillment, atau customer service.
Contoh konsultan jenis ini antara lain: Accenture, Cap Gemini Ernst & Young, dan Deloitte consulting. Human Resources (HR) Consulting Adalah konsultan yang memfokuskan diri pada upaya-upaya untuk memaksimumkan value SDM perusahaan dengan menempatkan the right people with the right skills in the right roles. Hal ini disadari mengingat kini perusahaan banyak berinvestasi pada human capital dan berharap banyak dari investasi tersebut. Keterlibatan konsultan ini bisa dimulai sejak proses rekrutmen, melakukan training dan development, memberkan jasa konseling, menyusun benefit’s package dan compensation sttructure, membangun kultur dan komunikasi dalam perusahaan, dan sebagainya. Beberapa contoh konsultan bidang ini seperti Hewitt Associates, Towers Perrin, Watson Wyatt Worldwide, dan Mercer HR Consulting.
Information Technology (IT) Consulting American Management Systems, Accenture, Cambridge Technology Partners, Computer Sciences Corporation, dan Electronic Data Systems (EDS) adalah contoh leading IT consulting firms. Mereka menangani permasalahan bisnis yang kental dengan isu-isu teknis dari sistem/teknologi informasi. Mereka bertanggung jawab mulai dari proses analisis, desain, hingga impelementasi sistem, untuk memastikan solusi tersebut align dengan proses bisnis mereka.
Contoh task project yang ditangani oleh IT consulting firms misalnya menguji vulnerability sistem internet banking sebuah bank, instalasi dan troubleshooting modul-modul ERP, menangani konversi database pelanggan ke server berbasis Oracle, dan sebagainya. E-Consulting Adalah konsultan yang concern pada permasalahan yang terkait dengan e-business dan e commerce dalam skala yang luas. E-business biasanya me-refer pada kegiatan bisnis yang dijalankan secara online, sementara e-commerce umumnya merupakan kegiatan yang melibatkan transfer unit moneter melalui media elektronik/internet.
Beberapa konsultan bidang ini antara lain Digitas, Razorfish,
dan Sapient. Mereka memiliki spesialisasi mulai dari front-end design
(programming, desain grafis) hingga valuasi, branding, marketing, jasa B2B, dan sebagainya. Boutique Consulting Firms Umumnya fokus
menurut bidang yang ditangani, walaupun tidak selalu kecil menurut ukuran atau
jumlah karyawan. Konsultan ini biasanya hanya berfokus pada industri tertentu,
fungsi bisnis tertentu, atau menggunakan metodologi tertentu. Perkerjaan yang
ditangani pun sangat spesifik, misalkan membantu Departemen BUMN untuk menyusun
struktur privatisasi dan membuka tender, melakukan turnaround sebuah perusahaan
telekomunikasi yang mengalami kesulitan keuangan dan terancam bangkrut, atau
melakukan process reengineering pada perusahaan otomotif dalam membuat implementasi
standar bagi suppliernya. Beberapa ontoh konsultan ini
seperti Charles River Associates (fokus pada bidang ekonomi dan jasa litigasi),
L.E.K Consulting (menangani strategi bisnis, merger dan akuisisi), atau Marakon
Associates (fokus pada shareholder value methodology).
Internal Consulting Firms Daripada membayar konsultan outsider dengan billing rate mahal, beberapa perusahaan memilih untuk membuka unit konsultan internal. Mereka biasanya disebut “internal consulting” atau, dalam beberapa kasus, “corporate strategy” atau “strategic planning“. Misalnya sebuah perusahaan migas besar ingin meng-hire mitra kerja untuk menangani distribusi dan pemasaran unit hilir dalam jangka panjang, maka konsultan internallah yang menangani masalah semacam itu. Berbeda dengan konsultan lain, konsultan internal dibayar berdasar gaji (tetap) dan umumnya tidak memerlukan perjalanan luar kota/luar negeri secara intens. Amex mempunyai divisi yang mereka sebut sebagai American Express Strategic Planning Group. Johnson & Johnson punya divisi Decision Sciences Group. JP Morgan Chase menyebutnya JP Morgan Chase Internal Consulting Services. Cargill menyebutnya sebagai Cargill Strategy and Business Development.
Internal Consulting Firms Daripada membayar konsultan outsider dengan billing rate mahal, beberapa perusahaan memilih untuk membuka unit konsultan internal. Mereka biasanya disebut “internal consulting” atau, dalam beberapa kasus, “corporate strategy” atau “strategic planning“. Misalnya sebuah perusahaan migas besar ingin meng-hire mitra kerja untuk menangani distribusi dan pemasaran unit hilir dalam jangka panjang, maka konsultan internallah yang menangani masalah semacam itu. Berbeda dengan konsultan lain, konsultan internal dibayar berdasar gaji (tetap) dan umumnya tidak memerlukan perjalanan luar kota/luar negeri secara intens. Amex mempunyai divisi yang mereka sebut sebagai American Express Strategic Planning Group. Johnson & Johnson punya divisi Decision Sciences Group. JP Morgan Chase menyebutnya JP Morgan Chase Internal Consulting Services. Cargill menyebutnya sebagai Cargill Strategy and Business Development.
Penutup Demikian tulisan singkat ini. Semoga bisa menjadikan
manfaat buat Anda. Entah itu sebagai pencari kerja yang meminati bidang
konsultasi, sebagai entitas bisnis pengguna jasa konsultan keuangan,
pemerintah, atau masyarakat awam yang kebetulan memiliki keterkaitan dengan
jasa konsultan. Jangan sampai, misalnya, ketika
Anda melamar pekerjaan, ternyata malah tertipu dengan consulting firm gadungan.
Atau, ketika perusahaan Anda ingin memanfaatkan jasa konsultan, terjebak dengan
fee yang begitu tinggi sementara jasa yang ditawarkan tidaklah sepadan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar